BENGKEL MUDA SURABAYA

Dari ruang publik penuh gagasan dan pergulatan artistik ini, berkiprahlah para tokoh seni. Sebut saja Basuki Rakhmat, Moes Lindong, Gombloh, Emha Ainun Nadjib, Leo Kristi, Franky Sahilatua, Hare Rumamper, Bambang Sujiyono, Budi Darma, Mardi Luhung, Arif B Prasetyo, Saiful Hadjar, Jil Kalaran, Naniel, Budi Palopo, dan masih banyak lagi. Tidak cukup 10 lembar folio untuk menyebutnya satu per satu.
Tokoh seni rupa, musisi, koreografer tari, penyair, penulis novel, maupun para pekerja seni yang membuat peradaban Surabaya lebih memiliki citra estetis. Termasuk pula berkontribusi besar terhadap sejarah kesenian dan kebudayaan di tingkat nasional.
Namun sayang, sejak sekitar tahun 2000, keberadaan Bengkel Muda Surabaya sebagai sebuah institusi seakan mandeg. Stagnasi kiprah Bengkel Muda Surabaya ini berpengaruh juga terhadap iklim berkesenian di sekitarnya. Awan mendung perlahan turun menyelimuti Balai Pemuda Surabaya. Kesibukan hamba-hamba kebudayaan di ikon kota Surabaya itu berubah keterasingan.
Dalam rentang 15 tahun terakhir, keberadaan Balai Pemuda mulai terasing dari khalayak ramai masyarakat Surabaya. Pelajar SMP, pelajar SMA, mahasiswa, bahkan masyarakat hanya melihat kompleks Balai Pemuda Surabaya sebatas bangunan tua sebagai salah satu situs Cagar Budaya. Mereka tidak lagi merasakan adanya passion atau gairah berkesenian yang dulu pernah membuncah di situ. Kondisi ini sungguh memprihatinkan.
Berpijak pada situasi-situasi senjakala itu, tokoh-tokoh seni yang memiliki ikatan batin dengan Bengkel Muda Surabaya pun tergugah untuk bergerak. Hari Rabu (20 Desember 2017) di Gedung Utama Balai Pemuda, sebuah pergelaran digeber sebagai bentuk kebangkitan. BMS Reborn. Menandai kelahiran kembali Bengkel Muda Surabaya. Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-45; digelar pentas drama, pentas tari, pembacaan puisi, pidato kebudayaan, sarasehan, hingga bazaar buku bekas.
Dan roda terus bergulir. BMS melaksanakan Musyawarah Anggota (17 Januari 2018) di Balai Pemuda, Rapat Kerja (27 – 28 Januari 2018). Bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemkot Surabaya, menggelar Forum Literasi Jumatan, tiap bulan. Bersama Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemkot Surabaya dan Dewan Kesenian Surabaya, menggelar pertunjukan Bengkel Sastra, tiap bulan. Belum lagi program pelatihan bagi remaja (teater, tari, seni rupa, sastra, musik), Lomba Baca Puisi, Festival Film Pendek, Festival Tepi Sungai, Lomba Cipta Lagu, Parade Monolog, dan sebagainya.
Program pendidikan yang sekarang berjalan di Bengkel Muda Surabaya adalah di Bidang Seni dan Budaya tanpa dipungut biaya. Program pendidikan yang dibuat antara lain kelas teater anak, kelas teater dewasa, kelas sastra (belajar menulis puisi, cerpen, esai, novel dan reportase), kelas musik dan kelas seni rupa, serta forum diskusi.
Program Bengkel Muda SUrabaya diharapkan bisa menjadi penyegaran dan sarana pendidikan tambahn (non formal) yang gratis dan silaksanakan pada tiap hari Sabtu dan Minggu. Selama bulan puasa dimulai pukul 15.00 - 17.10 WIB. Sedangkan di luar bulan puasa dilaksanakan di Hari Sabtu pukul 12.00 - selesai dan Hari Minggu pukul 09.00 - selesai.