Perkuat Fondasi Pendidikan, Dindik Beri Pelatihan IKM Kepada 114 Wakasek Bidang Kurikulum SMA

Perkuat Fondasi Pendidikan, Dindik Beri Pelatihan IKM Kepada 114 Wakasek Bidang Kurikulum SMA

Dinas Pendidikan Jawa Timur

Menjadi program prioritas Kemdikbudristek, Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di jenjang sekolah menengah diharapkan berjalan secara optimal. Peningkatan kompetensi Numerasi dan Literasi siswa menjadi poin penting dalam IKM. Sebab dua kompetensi ini dinilai memperkuat fondasi pendidikan yang efektif di semua bidang studi.

Sayangnya, masih ada satuan pendidikan yang belum memahami strategi pengajaran, pengembangan bahan pembelajaran inovatif, dan langkah-langkah praktis dalam peningkatan kompetensi Numerasi dan Literasi siswa.

Melihat persoalan ini, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menggelar pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Tahap 1. Sebanyak 114 orang wakil kepala sekolah bidang akademik/kurikulum tersebar di 24 cabang Dindik Jatim se Jawa Timur mengikuti kegiatan ini. Jumlah ini difokuskan bagi satuan pendidikan yang siswanya mengalami penurunan capaian Literasi dan Numerasi.

Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai menuturkan pelatihan tahap pertama ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada para pendidik tentang peningkatan kemampuan literasi dan numerasi di lingkungan satuan pendidikan di samping isu-isu kekinian yang berkembang saat ini.

Melalui pelatihan ini, kata Aries, diharapkan para pendidik dapat memperoleh wawasan yang lebih luas dan keterampilan yang lebih mendalam dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.

"Pelatihan di tahap pertama ini menjadi langkah awal yang penting dalam menghadapi tantangan pendidikan masa kini dan masa depan. Apalagi dinamika pendidikan tidak pernah surut. Kita ditantang untuk terus mengikuti perubahan zaman dan perkembangan digitalisasi. Pendidikan ini ibarat seperti pisau jika tidak terus diasah maka tidak akan bermanfaat bagi siswa," jelasnya, saat memberikan sambutan di Hotel Sahid Montana 2 Kota Malang, Senin (19/3).

Salah satunya dalam pengembangan kurikulum. Dikatakan Pj Walu Kota Batu ini Kemdikbudristek telah mendesain pengembangan kurikulum melalui IKM dengan fokus materi literasi dan numerasi yang disiapkan agar siswa dapat berkompetitif di dunia mereka.

Misalnya saja, di jenjang SMA materi ini akan bermanfaat bagi mereka untuk terus mengukir prestasi, mengasah kemampuan akademik hingga bisa digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Begitupun SMK, siswa juga disiapkan agar mereka dapat terserap Industri, Dunias Usaha dan Kerja (IDUKA).

"Kalau ingin mencetak anak-anak berprestasi, bersaing dengan berbagai lulusan dan bermanfaat didunia yang diharapkan, maka bukan hanya tugas kita mengajar, bukan itu. Tapi banyak PR yang dihadapi. Bagaimana anak-anak kita nantinya setelah lulus punya tanggung jawab apa yang diberikan kepada mereka. Tanggung jawab ini sangat berat. Ini kita kembalikan ke guru. Apakah sudah sampai dengan tujuan dan harapan untuk memberikan tanggung jawab yang baik kepada siswa," tegasnya.

Menurut Aries, guru harus mempunyai daya dorong dan daya ungkit untuk memunculkan motivasi dan semangatnya kembali dalam mendidik siswa. Oleh sebab itu, ia meminta agar para guru memanfaatkan ruang pendidikan dan pengembangan yang difasilitasi Dindik Jatim dengan bertukar pikiran, pendapat dan pengalaman.

"Karena satu daerah tidak sama (kualitas pendidikannya) ada perbedaan budaya dan pola pembelajarannya berbeda yang diberikan oleh guru. Manfaatkan (kesempatan) sebaik-baiknya. Lakukan upgrade diri, sehingga tugas dan tanggungjawab kita bersama semakin mudah," terangnya.

Aries juga menyebut, pengembangan literasi, numerasi dan pengembangan guru akan berpengaruh pada minat siswa, dan hak mereka dalam mendapatkan pendidikan layak dan berkualitas. Hal ini tentu menjadi tugas guru bersama.

Ditambahkannya, jika satuan pendidikan ataupun guru tidak mempunyai inovasi maka akan tergerus oleh waktu, begitupun tanpa kreatifitas, sekolah tidak akan laku dan tanpa kolaborasi tidak akan dipandang orangtua.

"Jadi sekolah hanya untuk formalitas dan ambil ijazah saja bagi siswa. Tanpa hasil kelulusan maksimal tanpa berprestasi. Kita tidak boleh menutup mata bahwa anak-anak kita sekarang banyak meninggalkan ijazahnya disekolah. Mereka hanya butuh SKL (surat keterangab lulus) untuk mencari yang diinginkan. Kalau dulu ijazah penting untuk melanjutkan ketingkat berikutnya. Maka dari itu, kita harus menghasilkan pendidikan baik dengan inovasi, kreatifitas dan kolaborasi, ini tugas kita bersama," tandasnya.

Pada pelatihan IKM tahap 1 yg dilaksanakan oleh Bidang Pembinaan Pendidikan SMA ini, ratusan peserta akan mendapat materi dari Dinas Pendidikan Jatim, Tim Pengembang Kurikulum, dan BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Jawa Timur. Adapun materi yang diberika berupa Strategi Peningkatan Literasi dan Numerasi, Pengembangan Materi Pembelajaran Literasi dan Numerasi (Konsep dan Praktik), Pengembangan Perangkat Kurikulum Merdeka (Konsep dan Praktik), Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan Fase F (Konsep dan Praktik), Penilaian Akhir Jenjang yang Holistik, Tata Kelola Ijazah, Penyusunan RTL (Rencana Tindak Lanjut) dan Refleksi Kegiatan.